Senin, 25 Maret 2013

HotFun: Gaya Cewek Kalo Di Depan Camfrog

pertama
pura2 pusing

KISAH - PENGALAMAN PRIBADI DAN MENGGAIRAHKAN

Kisah dari kawan:
Cerita panas ini mencerita kan tentang cerita dewasa yang sangat hot tentang pengalaman pribadi yang sangat indah.
sudah setengah tahun lamanya aku bertualang di kota “ini”. Tapi belum ada hal-hal istimewa yang membuatku bertahan dengan segala macam problema ini. Sampai pada suatu pagi di pertengahan bulan penghujan, cuaca pagi ini cukup bersahabat dengan mimpi yang tengah menglun dengan indah dalam tidur yang tak tau waktu.
Tiiiiriiiiiiit triiriiiiit..bunyi alarm di handphine ku berdering menandakan belahan bumi yang ku huni telah menunjukkan pukul 06:30 WIB.
Dengan rasa malas yang seperti menahan badanku agar tetap bertahan dalam posisi tidurku.
Ku kumpulkan segala macam kekuatan untuk melawan setan yg seolah menindih tubuhku sehingga terasa berat untuk bangkit.
“selamat pagi dunia, selamat datang hujan,,,huuuft” ku akhiri kalimatku dengan sebuah keluhan.
Ku panaskan air di pemanas air dan segera ku racik kopi hitam kental kesukaanku.
Sambil beranjak ku raih handuk yang ada di kamarku, segera ku buru ke kamar kecil di luar kamarku,,, biasa buang sial dulu. Setelah terasa keluar semua isi makan malamku, ku bersihkan tubuhku dalam guyuran air yang menyegarkan raga.
Selesai mandi ku lihat indikator air panas telah padam menandakan bahwa air telah panas, ku seduh kopi yang telah ku persiapkan tadi. Dengan segelas kopi hitam mantap dan sebatang rokok ku selesaikan rutinitas pagiku. Setelah mempersiapkan segala keperluanku segera ku kunci pintu kamar dan memacu sepeda motorku membelah gerimis yang tak ada tanda akan segera usai.
Sengaja ku ambil jalan pintas agar segera sampai ke kantorku. Sesampainya di kantor segera ku taruh jas hujan yang ku kenakan dan memburu ke kamar kecil, hawa dingin pagi ini membuat kandungan
air dalam tubuhku tak bisa dikeluarkan dalam bentuk keringat.


Lega rasanya setelah mengeluarkan hampir sepersepuluh cairan dalam tubuhku. Tanda alam lainnya memanggil ku, cacing di perutku sudah mulai menabuh genderang tanda ingin segera melahap sesuatu,
ku lihat jam di tanganku menunjukan pukul 07:40, masih tersisa waktu sepuluh menit lumayan buat sarapan gaya tentara.
Ku telusuri lorong perkantoran itu, tak sampai lima menit sudah sampailah aku pada sebuah rumah makan yang biasa aku menikmati sarapan dan juga makan siang. Ada yang beda di tempat itu, hanya ada seorang siswi mengenakan seragam sekolah lengkap, tak ada pelanggan lainnya. Mungkin karena cuaca sedang hujan makanya pengunjung di rumah makan ini jadi sepi. Setelah ku pesan sarapanku, aku duduk menunggu di meja tepat sebelah anak sekolah tadi. Sebenarnya bukan maksud hati untuk mendekati perempuan itu, tapi memang meja yang pilih berada di pojok jadi lebih nikmat untuk makan. Tak lama berselang hidangan sarapanku pun datang, sepiring nasi goreng dengan telur mata sapi dan beberapa potongan bakso dan sosis terlihat menghiasi piringku, berikut segelas teh manis dengan kepulan asap membuat cacing diperutku semakin berteriak tak karuan. Segera ku lahap hidangan yang ada di depanku, setelah hampir separuh isi piring di depanku sudah berpindah dalam ladang cacing kelaparan di perutku, tanpa sengaja ku lihat neja sebelah, piring perempuan itu masih penuh berisi nasi putih terlihat lauknya pun masih utuh tanda belum terjamah oleh perempuan itu. Ku lahap lagi nasi isi yang tersisa dari piringku.


Setelah ku teguk teh hangatku ku sempatkan diri untuk melihat kearah meja perempuan tadi.
Pemandangannya masih sama dengan saat ku lihat tadi, dia belum makan sedikitpun. Dan ketika kulihat perempuan itu, betapa terkejutnyta diriku.
“nangis...ni anak kenapa sih.?” memang tak terlihat dengan jelas air matanya tapi dengan posisi dudukku sekarang aku tau bahwa perempuan itu sedang menangis.
Ku lirik alroji di tranganku, “tinggal lima menit lagi sebelum bel masuk, tapi gak tega juga liat ni anak, se- enggaknya gua harus taulah kenapa dia ampe nangis” bathinku
maka ku beranikan diri untuk duduk satu meja dengan perempuan itu.
“kenapa dek.?” aku membuka pertanyaan
“gak apa-apa kok om” jawabnya, busyet dah. Emang tampang gua udah kayak om om ya..??
“gak apa-apa kok nangis.?” tanyaku lagi
“gak kok om, ini tadi kepedesan aja abis sambelnya pedes banget” jawabnya.
Aah..bohong ni anak. Sambelnya pedes, nasinya aja masih belum kesentuh gitu.
“gak usah bohong, tapi jika adik keberatan memberitahu alasan adik menitikkan air mata gak apa-apa koq, kalau begitu saya pamit. Ini jika
adik ada perlu atau apa adik bisa hubungi saya di nomer ini, niat saya hanya MEMBANTU” ku tekankan kata itu seraya memberi dia selembar kartu namaku.
Ku bayar sarapanku berikut sarapan anak perempuan itu yang aku tak tau siapa namanya.
Ngngngngngngngngngng...bel
istirahat berkumandang.
Tapi aku masih enggan untuk keluar dari ruangan ini, maklum cuaca di luar sedang mendung. Maka ku putuskan untuk makan di dalam kantor saja, aku turun ke lantai bawah menujuk meja operator telpon, niatku adalah memesan makanan siap saji. Tapi niatku berubah ketika ku lihat di balik pintu kaca kantorku samar- samar terlihat seorang perempuan berseragam sekolah lengkap berteduh dari hujan yang mulai turun.
“hmmmm...anak itu lagi” gumamku
lalu ku hampiri perempuan itu.
“udah pulang sekolah dek” tanyaku
mengagetkan dia
“eeh..si om, saya gak sekolah om” jawabnya lirih
“Lho..kenapa gak sekolah..?” tanyaku penasaran
“di usir guru, belum bayar sekolah” jawabnya pelan sekali bahkan hampir tak terdengar, jika bukan karena posisiku yang sangat dekat dengannya.
“sudah makan.?” aku mencoba mengalihkan topik.
Dia hanya menggeleng.


“tunggu bentar ya..” ku ambil ponsel di kantong celanaku, setelah menemukan kontak nomor yang ku
cari segera ku tekan tombol penggilan.
“tuuuut tuuuut tuuuut” nada kereta api mulai terdengar di telingaku.
Setelah diangkat oleh seseorang yang ada di sebrang sana segeraku bilang “boss..gua abis istirahat langsung ke lapangan aja ya, gua ada urusan di rumah jadi nanti langsung pulang”, setelah terjadi perdebatan sebentar lalu akhirnya boss ku pun mengizinkan ku.
“yuuk ikut” kataku pada perempuan yang ada disampingku.
“mau kemana om.?” tanyanya sedikit ragu
“udah ikut aja, kita makan dulu sambil ngobrol” jawabku memastikan tujuan kami. setelah sampai di sebuah rumah makan sederhana, kami pu segera memesan makanan.
Stelah melakukan percakapan yang menguras emosi dan tenaga, aku mendapat banyak informasi dari perempuan itu berikut alasannya mengapa ia menangis tadi pagi.
Namanya dara, sekolah di sebuah smk negri di kota “ini”,ia mengambil jurusan sekertaris, sekarang memasuki tahun ke dua. Dia berasal dari keluarga golongan menengah kebawah. Ia tidak boleh mengikuti ulangan semester jika tidak melunasi pembayaran spp yang sudah ditunggak 4bulan. Tak banyak yang bisa ku lakukan, sebab dari sisi finansial kebutuhanku untuk bulan ini lumayan banyak. Tapi saya berjanji akan membantunya, tak ada maksud yang lain selain niat tulus untuk membantu.
ku parkirkan sepeda motorku di depan sebuah bank swasta. Ku masuki sebuah ajungan tunai mandiri, setelah menarik sejumlah uang tunai ku hampiri dara yang hanya berdiri mematung di dekat sepeda motorku.
“kak gak usah repot-repot kak” katanya ketika jarak kami sudah sangat dekat
“akak gak repot kok, udah terima aja” kataku sembari menyerahkan uang yang seyogyanya akan ku gunakan untuk membeli asesoris motor, tak apalah toh kebutuhanku tak terlalu penting juga.
“kita kemana lagi kak.?” tanyanya setelah ku mulai menghidupkan sepeda motorku
“terserah dara mau kemana.? Apa mau akak anterin pulang” tanyaku
“gak kak..dara pulangnya nanti aja, takut ibu curiga kalau pulang jam segini” jawabnya
“apa mau istirahat di kontrakan akak” kataku memberi saran
dia hanya menganggukkan kepalanya tanda persetujuannya.
Sesampainya di kamar kontrakan segera ku rebahkan badanku ke kasur.
“maaf yah kalau seperti kapal pecah, maklum kamar bujang” kataku setelah sadar bahwa kamarku benar-benar berantakan
tanpa banyak bicara dara mulai membereskan satu per satu pakaianku yang tergeletak tak beraturan di lantai, aku sudah mulai terbawa ke alam mimpi.
Sejam lamanya aku terlelap dalam tidur, ketika kesadaranku berangsur mulai pulih ku lihat di sekeliling kamar. Kemana tu anak, setelah sadar bahwa dara sudah tak ada di kamarku. Ah, mungkin dia sudah pulang. Ketika itu hujan di luar makin menjadi saja, suara gemuruh halilintar terkadar bersahutan. Hawa dingin yang menusuk tulangku memaksaku untuk mengeluarkan sedikit cairan lagi di kamar kecil. Setelah melakukan ritual kecil peregangan otot, segera ku buka aku menuju ke kamar mandi, dan ketika ku buka pintu kamar mandi ASTAGA...ternyata ada dara di dalam hanya mengenakan Cd dan Kutang saja.
Segera ku tutup pintu kamar mandi dan berteriak “maaf ya..akak gak tau”.
“gak apa-apa kok kak, dara kelupaan ngunci pintu, akak gak salah” terdengar suara dari dalam.
Setelah sekitar lima menitan akhirnya dara keluar juga dari kamar mandi, segera ku meminta maaf akan kejadian barusan. Dan beruntung dia memakluminya. Aku bergegas masuk ke kamar mandi karena memang ada keperluan yang tertunda disana.
“dara jangan marah ama kakak ya” ku dekati dia yang sedang asyik menyisir rambutnya yang panjang di depan kaca lemari di kamarku itu.



“dara gak bakal marah kok kak, lagian kakak juga gak sengaja kan” katanya
“eh iya...maaf yah” jawabku sambil garuk-garuk kepalaku walau tidak gatal
“walau sengaja juga dara gak bakal marah kok kak” terdengar samar- samar suaranya..
“iya..tadi dara bilang apa..?” tanyaku
karena kurang jelas akan maksud dari kata-katanya tadi.
“eeeh...bukan apa-apa kok kak” jawabnya
hari itu kami menghabiskan waktu dengan bercanda di dalam kamar, tak terasa maghrib sudah menjelang. Kumandang suara adzan
terdengar syahdu. Akupun segera mandi karena tidak enak denngan keluarganya jika ku pulangkan dara
ke rumah sudah terlalu malam karena biar bagaimanapun dara notabenenya adalah anak sekolah, gak mungkinkan kalau pulang lewat dari jam 8 malam. Selesai mandi kami segera mencari rumah makan terdekat untuk mengisi perut. Selesai makan dara mengucapkan sesuatu yang tak ku duga sebelumnya “kak...dara minep ya malam ini, dara udah izin ke ibu kok” katanya.
Rahang ku terbuka, hampir saja nasi
yang ada dalam mulutku keluar semua.
“gak mungkin ibu ngizinin dara minep tempat kakak” kataku
“ya dara bilang minep tempat temen, buat ngerjain pr” katanya
“dara jangan suka bohong deh, lebih baik sekarang dara kakak anterin pulang ya” aku membujuknya agar dia mau pulang. Jujur saja aku takut terjadi apa-apa bila dia bermalam denganku di kamar hanya berdua saja.
“gak kak, ada yang mau dara omongin ke kakak nanti malam, penting” jawabnya
“keras kepala juga ni anak” bathinku, aku tak mungkin lagi bisa mencegahnya lagi
selesai makan malam kami berdua kembali ke kontrakanku, di kamar aku hanya diam.
Dia membuatkan aku kopi panas, sedangkan aku hanya bisa menerka-nerka apa yang hendak dia bicarakan sambil menghisap rokokku.
Malam itu langit mendung. Aku masih asyik dengan handphone di genggamanku. Ku lirik dara yang tiduran di sebelahku juga melakukan hal yang sama. Kopi masih ada setengah gelas lagi tapi perutku sudah berasa kembung. Ku hisap lagi tembakau dari kotak rokokku.
“belum tidur dek?” tanyaku kepada dara yang dari tadi hanya diam.
Dia tersenyum “nunggu kakak deh”.
“gimana sekolahmu tadi?”.
“kan adek..” dia tidak melanjutkan ceritanya.
Aku barus tersadar, dia hari ini tidak masuk sekolah. “oh iya, maaf ya”.
Aku sedikit terkejut ketika dara memelukku dari belakang. “kakak kenapa baik gitu ama dara, padahalkan kita baru kenal?”.
Aku tak dapat menjawab pertanyaannya. Ku lepas pelukannya dan kulihat wajahnya yang mungil. Cantik juga ni anak.



Entah setan darimana yang merasuk ke dalam pikiranku sehingga membuat malam ini terkutuk untukku. Aku tak tau bagaimana awalnya , bibir kami telah menyatu. Sungguh dahsyat ciuman yang diberikan dara kepadaku sampai aku tak mampu mengimbangi permainannya yang semakin panas.
Dasar nafas keretek. Belum sampai lima menit aku sudah kehabisan nafas karena dara. Anak zaman sekarang benar benar gila. Lebih gila lagi orang tua seperti diriku yang bukannya mendidik mereka malah ikut ikutan gila.
Yang namanya setan gak pernah berhenti menggoda manusia. Belum sempat aku mengatur nafasku, dara sudah memberikan serangannya lagi sekarang dengan insentifitas yang lebih tinggi. Terkutuk untukmudara yang telah menjebolkan imanku. Ku dorong dara hingga terjatuh di kasur. Ku pikir dengan begitu dia akan sadar bahwa perbuatannya salah. Ternyata aku yang salah, dia membuka kancing baju seragam yang ia kenakan.
Busyet deh, ni anak makin jadi aja.
Tiga kancing bajunya telah terbuka, memperlihatkan dadanya yang begitu indah. Ia menarik badanku hingga aku terjatuh diatas tubuhnya. Bukan hanya itu kepalaku terjatuh tepat diatas payudaranya.
Aku tak mampu lagi menahan hasrat yang begitu membara.
Daa menekan kepalaku sehingga aku tak dapat bernafas karena hidungku tertutup payudaranya. Aku tak ingin seperti ini. Hati kecilku berontak. Ini salah, benar benar salah. Terkutuk untukku di malam ini.
Aku mencoba bangkit berdiri tapi dara menahanku. Dia menekan kepalaku semakin keras. Aku sudah
tak tahan lagi. Aku bangkit sekuat tenaga. Ku gampar pipiku sendiri berulang kali dan ku tinggalkan dara di kasur. Dara hanya terdiam melihat kepergianku.
Aku duduk di serambi depan kontrakanku. Dengan segelas kopi dan rokok yang menemaniku. Aku mencoba mencari bulan disela sela mendung yang semakin tebal.
Lima menitan aku disini, dara keluar dari kamar dan menyapaku “kak, maafin dara ya”.
Aku tersenyum ketus kepadanya. Aku tak mau apa yang aku jaga selama ini dia rusak. Dan aku juga tak mau merusak masa depannya.
Dara duduk disampingu. “kakak marah ya?”.
Aku hanya diam.
Ku pandangi matanya yang penuh penyesalan itu. “jangan lagi ya”.
Dara menganggukkan kepalanya. “dara cuma ingin balas budi ama kakak, kaka terlalu baik ama dara”.
“gak gini caranya dek. Dengan dara dapet nilai bagus. Kakak udah seneng banget kok. Memang sih kakak gak kenal ama dara. Tapi kakak yakin dara anak baik. Jangan ulangin kejadian tadi ya. Dengan kakak ataupun dengan orang lain” aku memohon di depannya.
Kami saling berpelukan. Kali ini tidak
seperti tadi,kami hanya berpelukan sesaat.
Ku habiskan kopi buatan dara tadi berikut hisapan terakhir pada rokokku. “tekaran kopinya pas dek”.
Dara hanya tersenyum. Bibirnya benar benar manis dan aku tak mngkin dapat melupakan ciumannya yang begitu dahsyat.
“udah malem. Tidur dulu sana” kataku kemudian.
“kakak?” dia menatapku dalam.
Aku menggeleng “kakak masih ada tugas dari kantor. Mungkin tidur agak lebih malam”.
Dara menuruti peintahku.
Ada beberapa tugas yang belum sempat aku kerjakan. Ku ambil buku laporanku dan mulai mengetik di laptopku. Sesekali ku lirik dara yang sudah terlelap dalam tidurya.
“tak kusangka kauberani senekat itu”.
Satu jam lebih aku baru selelsai dengan semua tugas tugasku.
Jam dinding sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam, tapi walau sudah berulang kali aku mencoba memejamkan matahasilnya selalu gagal. Aku tak dapat tidur malam ini. Kejadian barusan seperti menghantuiku. Pagi pagi sekali aku terbangun.
Ada segelas kopi dan sepiring nasi uduk di meja.



Dara tak ada di kamar maupun di kamar mandi.
Ku periksa semua barang barang di kamarku, tak ada yang hilang. “anak baik”.
Aku tak pernah lagi bertemu
dengan dara sampai saat ini. Pihak
sekolah mengatakan bahwa dia
keluar dari sekolah tersebut. Aku
hanya berharap kau tak tersesat dalam melangkah. Kau harus sadar
hidupmu bukan hari ini saja, masih
ada hari esok yang panjang sedang
menatikan kehadiranmu.

Rabu, 20 Maret 2013

Kisah - Nikmatnya Kencan Dengan Tante

Kisah dari teman The Lipstick:

Kisah ini terjadi kurang lebih setahun yang lalu. Tepatnya awal bulan Mei 2012. Panggil saja namaku Roni. Usiaku saat ini 27 tahun. Dikampungku ada seorang janda berusia 46 tahun, namanya panggil aja Tente Ken. Meski usianya sudah kepala empat dan sudah punya 3 orang anak yang sudah besar-besar, namun tubuhnya masih tetap tampak bagus dan terawat. Tante Ken mempunyai wajah yang cantik dengan rambut sebahu. Kulitnya putih bersih. Selain itu yang membuatku selama ini terpesona adalah payudara tante Ken yang luar biasa montok. Perkiraanku payudaranya berukuran 36C. Ditambah lagi pinggul aduhai yang dimiliki oleh janda cantik itu. Bodi tante Ken yang indah itulah yang membuatku tak dapat menahan birahiku dan selalu berangan-angan bisa menikmati tubuhnya yang padat berisi. Setiap melakukan onani, wajah dan tubuh tetanggaku itu selalu menjadi inspirasiku. Pagi itu jam sudah menunjukan angka tujuh. Aku sudah bersiap untuk berangkat ke kampus. Motor aku jalankan pelan keluar dari gerbang rumah. Dikejauhan aku melihat sosok seorang wanita yang berjalan sendirian. Mataku secara reflek terus mengikuti wanita itu. Maklum aja, aku terpesona melihat tubuh wanita itu yang menurutku aduhai, meskipun dari belakang. Pinggul dan pantatnya sungguh membuat jantungku berdesir. Saat itu aku hanya menduga-
duga kalau wanita itu adalah tante Ken. Bersamaan dengan itu, celanaku mulai agak sesak karena kontolku mulai tidak bisa diajak kompromi alias ngaceng berat. Perlahan-lahan motor aku arahkan agak mendekat agar yakin bahwa wanita itu adalah tante Ken. "Eh tante Ken. Mau kemana tante?" sapaku. Tante Ken agak kaget mendengar suaraku. Tapi beliau kemudian tersenyum manis dan membalas sapaanku. "Ehm.. Kamu Ron. Tante mau ke kantor. Kamu mau ke kampus?" tante Ken balik bertanya.
"Iya nih tante. Masuk jam delapan. Kalau gitu gimana kalau tante saya anter dulu ke kantor? Kebetulan saya bawa helm satu lagi," kataku sambil menawarkan jasa dan berharap tante Ken tidak menolak ajakanku.
"Nggak usah deh, nanti kamu terlambat sampai kampus lho" Suara tante Ken yang empuk dan lembut sesaat membuat penisku semakin menegang. "Nggak apa-apa kok tante. Lagian kampus saya kan sebenarnya dekat," kataku sambil mataku selalu mencuri pandang ke seluruh tubuhnya yang pagi itu mengenakkan bletzer dan celana panjang. Meski tertutup oleh pakaian yang rapi, tapi aku tetap bisa melihat kemontokan payudaranya yang lekukannya tampak jelas.
"Benar nih Roni mau nganterin tante ke kantor? Kalau gitu bolehlah tante bonceng kamu," kata tante Ken sambil
melangkahkan kakinya diboncengan. Aku sempat agak terkejut karena cara membonceng tante yang seperti itu. Tapi bagaimanapun aku tetap diuntungkan karena punggungku bisa sesekali merasakan empuknya payudara tante yang memang sangat aku kagumi. Apalagi ketika melewati gundukan yang ada di jalan, rasanya buah dada tante semakin tambah menempel di punggungku. Pagi itu tante Ken aku anter sampai ke kantornya. Dan aku segera menuju ke kampus dengan perasaan senang. Waktu itu hari sabtu. Kebetulan kuliahku libur. Tiba-tiba telepon di sebelah tempat tidurku berdering. Segera saja aku angkat. Dari seberang terdengar suara lembut seorang wanita. "Bisa bicara dengan Roni?"
"Iya saya sendiri?" jawabku masih dengan tanda tanya karena merasa asing dengan suara ditelepon.
"Selamat pagi Roni. Ini tante Ken!," aku benar-benar kaget bercampur aduk.
"Se.. Selamat.. Pa.. Gi tante. Wah tumben nelpon saya. Ada yang bisa saya bantu tante?" kataku agak gugup.
"Pagi ini kamu ada acara nggak Ron? Kalau nggak ada acara datang ke rumah tante ya. Bisa kan?" Pinta tante Keny dari ujung telepon.
"Eh.. Dengan senang hati tante. Nanti sehabis mandi saya langsung ke tempat tante," jawabku. Kemudian sambil secara reflek tangan kiriku memegang kontolku yang mulai membesar karena membayangkan tante Ken.
"Baiklah kalau begitu. Aku tunggu ya. Met pagi Roni.. Sampai nanti!" suara lembut tante Ken yang bagiku sangat menggairahkan itu akhirnya hilang diujung tepelon sana. Pagi itu aku benar-benar senang mendengar permintaan tante Ken untuk datang ke rumahnya. Dan pikiranku nglantur kemana-mana. Sementara tanganku masih saja mengelus-elus penisku yang makin lama, makin membesar sambil membayangkan jika yang memegang kontolku itu adalah tante Ken. Karena hasratku sudah menggebu, maka segera saja aku lampiaskan birahiku itu dengan onani menggunakan boneka didol montok yang aku beli beberapa bulan yang lalu. Aku bayangkan aku sedang bersetubuh dengan tante Ken yang sudah telanjang bulat sehingga payudaranya yang montok menunggu untuk dikenyut dan diremas. Mulut dan tanganku segera menyapu seluruh tubuh boneka itu. "Tante.. Tubuhmu indah sekali. Payudaramu montok sekali tante. Aaah.. Ehs.. Ah," mulutku mulai merancau membayangkan nikmatnya ML dengan tante Ken. Karena sudah tidak tahan lagi, segera saja batang penisku, kumasukkan ke dalam vagina didol itu. Aku mulai melakukan gerakan naik turun sambil mendekap erat dan menciumi bibir boneka yang aku umpamakan sebagai tante Ken itu dengan penuh nafsu. "Ehm.. Ehs.. Nikmat sekali sayang.." kontolku semakin aku kayuh dengan cepat.
"Tante.. Nikmat sekali memekmu. Aaah.. Punyaku mau keluar sayang.." mulutku meracau ngomong sendiri. Akhirnya tak lama kemudian penisku menyemburkan cairan putih kental ke dalam lubang vagina boneka itu. Lemas sudah tubuhku. Setelah beristirahat sejenak, aku kemudian segera menuju ke kamar mandi untuk membersihkan kontol dan tubuhku. Jarum jam sudah menunjuk ke angka 8 lebih 30 menit. Aku sudah selesai mandi dan berdandan. "Nah, sekarang saatnya berangkat ke tempat tante Ken. Aku sudah nggak tahan pingin lihat kemolekan tubuhmu dari dekat sayang," gumamku dalam hati. Kulangkahkan kakiku menuju rumah tante Ken yang hanya berjarak 100 meter aja dari rumahku. Sampai di rumah janda montok itu, segera saja aku ketuk pintunya. "Ya, sebentar," sahut suara seorang wanita dari dalam yang tak lain adalah tante Ken. Setelah pintu dibuka, mataku benar- benar dimanja oleh tampilan sosok tante Ken yang aduhai dan berdiri persis di hadapanku. Pagi itu tante mengenakan celana street hitam dipadu dengan atasan kaos ketat berwarna merah dengan belahan lehernya yang agak ke bawah. Sehingga nampak jelas belahan yang membatasi kedua payudaranya yang memang montok luar biasa. Tante Ken kemudian mengajakku masuk ke dalam rumahnya dan menutup serta mengunci pintu kamar tamu. Aku sempat dibuat heran dengan apa yang dilakukan janda itu. "Ada apa sih tante, kok pintunya harus ditutup dan dikunci segala?" tanyaku penasaran. Senyuman indah dari bibir sensual tante Ken mengembang sesaat mendengar pertanyaanku. "Oh, biar aman aja. Kan aku mau ajak kamu ke kamar tengah biar lebih rilek ngobrolnya sambil nonton TV," jawab tante Ken seraya menggandeng tanganku mengajak ke ruangan tengah. Sebenarnya sudah sejak di depan pintu tadi penisku tegang karena terangsang oleh penampilan tante Ken. Malahan kali ini tangan halusnya menggenggam tanganku, sehingga kontolku nggak bisa diajak kompromi
karena semakin besar aja. Di ruang tengah terhampar karpet biru dan ada dua bantal besar diatasnya. Sementara diatas meja sudah disediakan minuman es sirup berwarna merah. Kami kemudian duduk berdampingan. "Ayo Ron diminum dulu sirupnya," kata tante padaku. Aku kemudian mengambil gelas dan meminumnya. "Ron. Kamu tahu nggak kenapa aku minta kamu datang ke sini?" tanya tante Ken sambil tangan kanan beliau memegang pahaku hingga membuatku terkejut dan agak gugup.
"Ehm.. Eng.. Nggak tante," jawabku.
"Tante sebenarnya butuh teman ngobrol. Maklumlah anak-anak tante sudah jarang sekali pulang karena kerja mereka di luar kota dan harus sering menetap disana. Jadinya ya.. Kamu tahu sendiri kan, tante kesepian. Kira-kira kamu mau nggak jadi teman ngobrol tante? Nggak harus setiap hari kok..!," kata tente Ken seperti mengiba. Dalam hati aku senang karena kesempatan untuk bertemu dan berdekatan dengan tante akan terbuka luas. Angan-angan untuk menikmati pemandangan indah dari tubuh janda itu pun tentu akan menjadi kenyataan. "Kalau sekiranya saya dibutuhkan, ya boleh-boleh aja tante. Justru saya senang bisa ngobrol sama tante. Biar saja juga ada teman. Bahkan setiap hari juga nggak apa kok" Tante tersenyum mendengar jawabanku. Akhirnya kami berdua mulai ngobrol tentang apa saja sambil menikmati acara di TV. Enjoi sekali. Apalagi bau wangi yang menguar dari tubuh tante membuat angan-anganku
semakin melayang jauh. "Ron, udara hari ini panas ya? Tante kepanasan nih. Kamu kepanasan nggak?" tanya tante Ken yang kali ini sedikit manja.


"Ehm.. Iya tante. Panas banget. Padahal kipas anginnya sudah dihidupin," jawabku sambil sesekali mataku melirik buah dada tante yang agak menyembul, seakan ingin meloncat dari kaos yang menutupinya. Mata Tante Ken terus menatapku hingga membuatku sedikit grogi, meski sebenarnya birahiku sedang menanjak. Tanpa kuduga, tangan tante memegang kancing bajuku. "Kalau panas dilepas aja ya Ron, biar cepet adem," kata tante Ken sembari membuka satu-persatu kancing bajuku, dan melepaskannya hingga aku telanjang dada.. Aku saat itu benar-benar kaget dengan apa yang dilakukan tante padaku. Dan aku pun hanya bisa diam terbengong-bengong. Aku tambah terheran-heran lagi dengan sikap tente Ken pagi itu yang memintaku untuk membantu melepaskan kaos ketatnya. "Ron, tolongin tante dong. Lepasin kaos tante. Habis panas sih..," pinta tante Ken dengan suara yang manja tapi terkesan menggairahkan. Dengan sedikit gemetaran karena tak menyangka akan pengalaman nyataku ini, aku lepas kaos ketat berwarna merah itu dari tubuh tante Ken. Dan apa yang berikutnya aku lihat sungguh membuat darahku berdesir dan penisku semakin tegang membesar serta jantung berdetak kencang. Payudara tante Ken yang besar tampak nyata di depan mataku, tanpa terbungkus kutang. Dua gunung indah milik janda itu tampak kencang dan padat sekali. "Kenapa Ron. Kok tiba-tiba diam?" tanya tante Ken padaku.
"E.. Em.. Nggak apa-apa kok tante," jawabku spontan sambil menundukkan kepala.
"Ala.. enggak usah pura-pura. Aku tahu kok apa yang sedang kamu pikirkan selama ini. Tante sering memperhatikan kamu. Roni sebenarnya sudah lama pingin ini tante kan?" kata tante sambil meraih kedua tanganku dan meletakkan telapak tanganku di kedua buah dadanya yang montok.
"Ehm.. Tante.. Sa.. Ya.. Ee..," aku seperti tak mampu menyelesaikan kata- kataku karena gugup. Apalagi tubuh tante Ken semakin merapat ke tubuhku.


"Ron.. Remas susuku ini sayang. Ehm.. Lakukan sesukamu. Nggak usah takut-takut sayang. Aku sudah lama ingin menimati kehangatan dari seorang laki-laki," rajuk tante Ken sembari menuntun tanganku meremas payudara montoknya. Sementara kegugupanku sudah mulai dapat dikuasai. Aku semakin memberanikan diri untuk menikmati kesempatan langka yang selama ini hanya ada dalam angan-anganku saja. Dengan nafsu yang membara, susu tante Ken aku remas-remas. Sementara bibirku dan bibirnya saling berpagutan mesra penuh gairah. Entah kapan celanaku dan celana tante lepas, yang pasti saat itu tubuh kami berdua sudah polos tanpa selembar kainpun menempel di tubuh.
Permaianan kami semakin panas. Setelah puas memagut bibir tante, mulutku seperti sudah nggak sabar untuk menikmati payudara montoknya "Uuhh.. Aah.." Tante Ken mendesah- desah tatkala lidahku menjilat-jilat ujung puting susunya yang berbentuk dadu. Aku permainkan puting susu yang munjung dan menggiurkan itu dengan bebasnya. Sekali-kali putingnya aku gigit hingga membuat Tante Ken menggelinjang merasakan kenikmatan. Sementara tangan kananku mulai menggerayangi 'vagina' yang sudah mulai basah. Aku usap-usap bibir vagina tante dengan lembut hingga desahan-desahan menggairahkan semakin keras dari bibirnya. "Ron.. Nik.. Maat.. Sekali sa.. Yaang.. Uuuhh.. Puasilah tante sayang.. Tubuhku adalah milikmu," suara itu keluar dari bibir janda montok itu. Aku menghiraukan ucapan tante karena sedang asyik menikmati tubuh moleknya. Perlahan setelah puas bermain-main dengan payudaranya mulutku mulai kubawa ke bawah menuju vagina tante Ken yang bersih terawat tanpa bulu. Dengan leluasa lidahku mulai menyapu vagina yang sudah basah oleh cairan. Aku sudah tudak sabar lagi. Batang penisku yang sudah sedari tadi tegak berdiri ingin sekali merasakan jepitan vagina janda cantik nan montok itu. Akhirnya, perlahan kumasukkan batang penisku ke celah-celah vagina. Sementara tangan tante membantu menuntun tongkatku masuk ke jalannya. Kutekan perlahan dan.. "Aaah.." suara itu keluar dari mulut tante Ken setelah penisku berhasil masuk ke dalam liang senggamanya. Kupompa penisku dengan gerakan naik turun. Desahan dan erangan yang menggairahkanpun meluncur dari mulut tante yang sudah semakin panas birahinya. "Aach.. Ach.. Aah.. Terus sayang.. Lebih dalam.. Lagi.. Aah.. Nik.. Mat..," tante Ken mulai menikmati permainan itu. Aku terus mengayuh penisku sambil mulutku melumat habis kedua buah dadanya yang montok. Mungkin sudah 20 menitan kami bergumul. Aku merasa sudah hampir tidak tahan lagi. Batang kemaluanku sudah nyaris menyemprotkan cairan sperma. "Tante.. Punyaku sudah mau keluar.."


"Tahan seb.. Bentar sayang.. Aku jug.. A.. Mau sampai.. Aaach.." akhirnya tante Ken tidak tahan lagi. Kamipun mengeluarkan cairan kenikmatan secara hampir bersamaan. Banyak sekali air mani yang aku semprotkan ke dalam liang senggama tante, hingga kemudian kami kecapekan dan berbaring di atas karpet biru. "Terima kasih Roni. Tante puas dengan permainan ini. Kamu benar- benar jantan. Kamu nggak nyeselkan tidur dengan tante?" tanya beliau padaku. Aku tersenyum sambil mencium kening janda itu dengan penuh sayang. "Aku sangat senang tante. Tidak kusangka tante memberikan kenikmatan ini padaku. Karena sudah lama sekali aku berangan-angan bisa menikmati tubuh tante yang montok ini" Tante Ken tersenyum senang mendengar jawabanku. "Roni sayang. Mulai saat ini kamu boleh tidur dengan tante kapan saja, karena tubuh tante sekarang adalah milikmu. Tapi kamu juga janji lho. Kalau tante kepingin.. Roni temani tante ya.," kata tante Ken kemudian. Aku tersenyum dan mengangguk tanda setuju. Dan kami pun mulai saling merangsang dan bercinta untuk yang kedua kalinya. Hari itu adalah hari yang tidak pernah bisa aku lupakan. Karena angan-anganku untuk bisa bercinta dengan tante Ken dapat terwujud menjadi kenyataan. Sampai saat ini aku dan tante Ken masih selalu melakukan aktivitas sex dengan berbagai variasi. Dan kami sangat bahagia.

KISAH - Kenalan ABG Di Mall

Kisah dari kawan dengan identitas disamarkan.

Elis
Bagi pembaca yang baru kali ini membaca ceritaku, ijinkan aku memperkenalkan diri. Aku biasa dipanggil Wawan. Aku berumur 24 tahun dan saat ini masih berstatus mahasiswa di salah satu PTS di Jakarta. Sebuah status yang ingin secepatnya kutanggalkan, agar aku bisa segera menjadi sarjana. Tinggal skripsi yang masih menghadang langkahku.
Seperti telah kuceritakan pada cerita- ceritaku terdahulu, aku telah mempunyai bisnis sendiri, dimana hasilnya lebih dari cukup utk membiayai kuliah dan hidupku di ibukota ini. Termasuk tentunya untuk “biaya kenakalan laki-laki”, hehe.. Siang itu aku sedang suntuk sehabis berjam-jam menghabiskan waktu di depan notebook untuk mengerjakan salah satu proyek dari klienku. Memang aku ingin secepatnya menyelesaikan proyek ini, mengingat nilainya yang cukup besar. Terbayang nikmatnya berlibur di Bali atau Lombok bila nanti telah menerima pembayaran dari klienku ini.
Karena perut sudah keroncongan, aku segera mengambil kunci mobilku dan pergi ke mal di daerah Jakarta Barat untuk makan siang. Memang di kulkas kamar kostku cuma tersisa sepotong pizza bekas semalam. Tiba di mal tersebut, aku menuju KFC untuk makan siang.
Seperti biasa, sehabis makan siang aku cuci mata melihat-lihat toko di mal tersebut. Setelah itu, aku mampir di studio 21 yang terletak di lantai 3 mal itu untuk melihat-lihat film yang sedang diputar. Memang rencananya kalau ada film yang bagus aku ingin nonton untuk refreshing sebelum memulai mengerjakan proyekku lagi nanti malam.
Saat memasuki lobby, setelah melewati lorong yang dipergunakan untuk bermain video-game, kulihat seorang gadis manis sedang duduk sendiri sambil memainkan handphonenya. Aku seperti merasakan “deja vu”. Teringat olehku pengalaman beberapa waktu lalu saat mau menggoda seorang gadis sendirian di lobby studio 21, yang ternyata membawa cowoknya. Tetapi tak mengapa, aku sok nekat saja duduk di sebelahnya sambil tersenyum. Dia juga membalas tersenyum sambil kemudian kembali sibuk dengan hpnya.
“Ren..lo ada dimana sih ? Cepetan dong gue udah di lobby nih” katanya. “Ya udah..cepetan deh” ujarnya lagi.
“Sedang nunggu pacar ya ?” tanyaku sok akrab “Nggak kok mas. Teman.” sahutnya singkat sambil tersenyum. “Mas sendirian aja ?” tanyanya lebih lanjut “Wah agresif juga nih cewek” pikirku. “Iya sendirian aja. Mau nemenin? Jalan yuk” tanyaku nakal. “Mau ngajak kemana ?” tanyanya “Jalan-jalan aja” sahutku. Dia tersenyum lagi menambah manis wajahnya yang berbibir tipis itu. Aku punya perasaan dia ini ABG nakal yang sering nongkrong di mal-mal mencari mangsa. “Oh ya, namanya siapa ?” tanyaku “Elis” sahutnya sambil mengulurkan tangannya “Wawan” kataku menyambut uluran tangannya. Kuperhatikan penampilan Elis, gadis manis ini. Rambutnya sebahu dgn wajah yang manis. Berpakaian kaos ketat dipadu celana jeans. Buah dadanya tampak menonjol ranum di balik kaos ketat yang dipakainya. Terbayang nikmatnya bila aku bisa merasakan kenyalnya buah dada ranum ABG manis ini.
“Nggak sekolah ?” tanyaku lebih lanjut “Nggak sedang bolos. Males sih..” “Emang sekolah dimana ?” Dia kemudian menyebutkan salah satu SMU Negeri di wilayah Jakarta Barat.
“Hey..sori ya gue telat”. Tiba-tiba seorang gadis menyapa. “Sialan lo.., gue udah nunggu lama tau..” sahut Elis pada sang gadis. Kulihat si gadis yang baru datang, dan mataku terkagum-kagum melihat penampilannya. Wajahnya sangat cantik, dengan rambut panjang, mirip
dengan Ratu Felissa bintang sinetron remaja yang terkenal itu.
“Ren, ini kenalin teman gue” katanya mengenalkanku. Kami segera berkenalan. Kemaluanku semakin berontak saat jemarinya yang halus sedikit kuremas saat kami berjabat tangan. Ternyata namanya Rena. Tanktopnya yang seksi semakin menambah hot penampilannya. Tetapi kulihat buah dadanya tidak sebesar kepunyaan temannya. Akan tetapi kulit tubuhnya yang putih mulus menyebar aroma seksual yang tinggi.
“Mau kemana nih mas ? Kita makan dulu aja yuk ?” ajak Elis. Akhirnya kami bertiga pergi ke sebuah restoran fast food. Saat kami berjalan, banyak cowok yang memperhatikan tingkah laku kedua ABG ini dengan pandangan bernafsu. Terutama kepada Rena yang memang sangat cantik itu. Karena sudah makan, aku hanya memesan minum saja untukku, sementara mereka menikmati makan siangnya. Sambil menikmati pesanan masing-masing, kami berbincang-bincang. Kupancing-pancing mereka, agar aku yakin mereka bisa kuajak check- in nanti. Aku tidak mau kecele, setelah mengeluarkan uang banyak untuk mereka ternyata mereka tidak bisa dinikmati, hehe..
Ingin segera aku merasakan kehangatan dan kemulusan tubuh belia mereka. Akan tetapi, ternyata tidak semudah itu. Banyak proses yang harus dilalui, alias ada biaya yang harus dikeluarkan terlebih dahulu. Sesudah makan, mereka minta dibelikan pulsa HP, terus belanja baju, dll. Tetapi tak apalah, pikirku. Kebetulan baru minggu lalu aku menerima pembayaran dari salah seorang klienku. Memang kalau mau barang bagus ada harga yang harus dibayar. Apalagi terbayang nikmatnya apabila aku bisa menyetubuhi kedua gadis ABG ini secara bersamaan.
“Yuk jalan. Pusing nih di mal terus” kataku setelah mereka selesai berbelanja. Memang aku sudah menentukan limit pengeluaran bagi mereka. Disamping itu, aku sudah tidak tahan ingin segera menikmati tubuh seksi Elis dan wajah cantik Rena.
Mereka akhirnya setuju dan kami menuju tempat parkir. Kukebut mobilku menuju hotel jam-jaman langgananku.
=====
Singkat cerita, kami telah berada di dalam kamar hotel. Tak menunggu lama lagi, langsung kuraih wajah cantik Rena dan kulumat bibirnya. Leher dan pundaknya yang putih mulus segera kucium dan kujilati. Setelah itu, wajah manis Elis menjadi sasaranku. Saat kuciumi bibirnya yang tipis, kuremas buah dadanya dari balik kaosnya yang ketat.
“Buka dulu aja mas..” bisik Rena saat aku masih sibuk menikmati menciumi
dan meremasi tubuh temannya. “Bukain ya” kataku.
Aku menghentikan ciumanku pada wajah manis Elis, dan mereka berdua kemudian melucuti pakaianku. Tak lama aku telah berdiri hanya dengan mengenakan celana dalam saja. Keadaan itu tidak berlangsung lama, karena jemari lentik Rena segera menarik celana dalamku. Kemaluanku yang telah menegang segera berdiri dengan gagahnya di depan kedua ABG ini. Mata mereka agak sedikit kaget melihat ukuran kejantananku.
“Besar sekali mas. Rena suka..” kata si ABG cantik sambil tangannya mulai mengocok-ngocok penisku perlahan. Sementara Elis tidak berkomentar, hanya bibirnya yang tipis sedikit terbuka. Matanya memandang kemaluanku dengan gemas. Mereka berdua telah berjongkok di depanku.
Rasa hangat segera menjalari kemaluanku saat Rena mulai memasukkan batang kejantananku ini ke dalam mulutnya yang mungil. Kepalanya mulai dimaju mundurkan menikmati kelelakianku. Kupandang ke bawah tampak wajah cantik gadis ini dengan pipi yang sedikit menonjol
disesaki alat vitalku. Sementara Elis menciumi dan menjilati pahaku menunggu giliran.
Sesaat kemudian, Rena mengeluarkan penisku dari mulutnya, dan Elis langsung meraihnya dengan bernafsu. Dijilatinya terlebih dahulu mulai dari kepala sampai ke pangkal batangnya, dan perlahan dia mulai menghisap kemaluanku. Terkadang gadis seksi ini bergumam gemas saat menikmati kejantananku.
Aku tarik tubuh Rena sehingga dia berdiri di sebelahku. Kemudian kembali dengan gemas kuciumi wajah cantiknya. Rena dengan bergairah membalas pagutanku. Ciuman dan jilatannya kemudian beralih ke puting dadaku. Sementara kemaluanku masih menjejali mulut Elis, temannya yang seksi.
Wajah cantik Rena yang sedang menjilati puting dadaku membuatku semakin gemas ingin menyetubuhinya.
“Ayo buka pakaiannya dong sayang..” kataku. Rena menurut. Dibukanya tanktop dan BH yang dikenakannya. Tak ketinggalan juga celana jeans ketatnya. Dia tampak semakin cantik dengan hanya memakai celana dalam hitam berenda. “Biarin aja Ren., kamu lebih seksi pakai itu” kataku saat dia ingin membuka celana dalamnya.
Segera kutarik kembali Rena kedalam pelukanku. Kujilati puting buah dadanya. Memang buah dadanya tidak terlalu besar, tetapi bentuknya yang mencuat dengan puting merah mudanya sangat merangsang sekali.
“Ahh…ssstt…” erangan nikmat keluar
dari mulut Rena. Erangan ini semakin keras terdengar saat jemariku mengusap-usap liang nikmatnya. Desahan Rena diselingi dengan gumaman nafsu Elis yang masih berjongkok menikmati kemaluanku.
Jemariku merasakan vagina Rena telah lembab oleh cairan nafsu. Wajahnya yang sangat cantik tampak menggairahkan saat dia mengerang- erang nikmat disetubuhi jemariku. Puting payudaranya juga telah mengeras karena jilatan lidahku. Ingin segera kusetubuhi ABG cantik ini.
“Sebentar ya Lis..”kataku sambil mencabut penisku dari jepitan bibir tipis Elis. Setelah itu, kutarik Rena menuju tempat tidur. Kusibakkan celana dalamnya, dan kuarahkan penisku ke dalam liang nikmatnya.
“Pelan-pelan ya mas..” desahnya perlahan. Kemaluanku mulai menerobos alat vital ABG cantik ini. Erangannya semakin menjadi. Tangannya tampak meremas sprei ranjang. Mulutnya setengah terbuka, dan matanya terpenjam.
“Ahhhh…ahhhh” desah gadis cantik ini saat aku mulai menggenjot kelaminku di dalam alat vitalnya. Karena sempitnya kelamin gadis cantik ini, baru setelah beberapa kali genjotan penisku berhasil menerobos lebih dalam, walau mungkin hanya dua pertiga batang kemaluanku yang berhasil masuk. Ranjang mulai mengeluarkan deritan-deritan seirama dengan goyangan tubuhku menikmati sempitnya liang vagina Rena. Tubuh mulus Rena mengelinjang-gelinjang merasakan hujaman penisku yang menyesaki liang vagina gadis belia ini. Sementara Elis, temannya yang seksi dengan bergairah menonton adegan kami.
“Kamu buka juga dong Lis” kataku. Elis kemudian membuka kaos ketatnya dan celana jeansnya. “Biarin aja pakaian dalamnya Lis..” ujarku lagi saat dia ingin membuka BHnya. Elis kemudian kuminta mendekat.
Kuhentikan hujaman penisku di kelamin Rena sejenak, dan kuminta dia merubah posisi. Aku segera berbaring di tempat tidur sementara si cantik Rena menaiki tubuhku. Diarahkannya kembali kelaminku ke dalam vaginanya.
“Ahhhh….” erangnya kembali saat penisku menerobos liang nikmatnya. Dia kemudian menggoyang- goyangkan tubuhnya menikmati kejantananku. Kuraih wajah manis Elis yang ada di sebelahku, dan kami langsung berciuman dengan bergairah. Kuremas buah dadanya yang besar, dan kuangkat daging kenyal ranum ini sehingga keluar dari cup BHnya. Tampak luar biasa seksi Elis saat itu, dengan wajahnya yang manis dan kedua payudaranya yang mencuat keluar. Puting susunya
yang kecoklatan segera menjadi santapanku. “Sstttthhhh….sstttt” erangnya saat kujilati dan dengan gemas kuhisapi buah dadanya yang kenyal itu.
Sementara Rena, temannya yang cantik, masih menggoyang- goyangkan tubuhnya yang mulus di atas selangkanganku. Matanya terpejam dengan wajah yang memerah menambah ayu wajah cantiknya. Tanganku memilin-milin puting buah dadanya. Sementara Elis mulai menjilati puting dadaku.
“Ahhhhh……” erang Rena panjang saat dia mengalami orgasmenya. Tubuhnya mengejang beberapa saat, kemudian lunglai di atas tubuhku. Kuciumi pundaknya yang putih halus beberapa saat, sebelum kugulingkan tubuhnya kesebelahku.
“Giliranmu Lis..” kataku. Elis langsung menghentikan hisapannya pada puting dadaku, dan dengan bergairah dia menggantikan posisi Rena. Disibakkannya celana dalamnya, dan diarahkannya kelaminku ke liang surganya.
“Ihhh..gede banget…iihhhh” desahnya saat penisku menerobos vaginanya. Ranjang kembali berderit keras saat dengan bernafsu Elis menggoyang-goyangkan tubuhnya menikmatiku. Buah dadanya yang kenyal berguncang-guncang menggemaskan saat ia menyetubuhiku. Terkadang karena gemas, kutarik tubuhnya agar aku bisa menghisapi puting payudaranya.
Bosan dengan posisi ini, kuminta Elis menungging sambil memegang tepian bagian kepala ranjang. Kusodokkan penisku kembali ke dalam bagian tubuhnya yang paling vital, dan erangan Elis kembali terdengar ditimpali dengan suara derit ranjang.
“Ihh..ihh..” desahnya saat kusetubuhi dia dari belakang. Pantatnya yang montok terlihat sangat merangsang. Sementara kulihat Rena tak berkedip melihat temannya sedang disetubuhi secara “doggy-style”.
“Sini Ren” panggilku. Saat dia menghampiriku, langsung kembali kuciumi wajahnya yang sangat cantik itu. Sementara itu tanganku memegang pinggang Elis, temannya, sambil sesekali menepuk-nepuk pantatnya yang padat.
“Ihh..ihh.. Elis sampai mas…ihhhh..” erang Elis saat mencapai orgasmenya. Kulepaskan penisku dari dalam vaginanya. Sementara itu, aku masih sibuk melayani ciuman Rena. Penisku yang masih tegang sehabis menikmati vagina temannya, langsung diraih dan dikocok- kocoknya perlahan.
Sesaat kemudian kubalikkan tubuh Elis, dan kunaiki tubuhnya. Kujepitkan kemaluanku di antara gunung kembarnya yang besar. Kugoyangkan tubuhku menikmati kekenyalan buah dada Elis. Sementara Rena menyodorkan payudaranya ke mulutku untuk kunikmati.
Rasa nikmat yang luar biasa menjalari
syaraf kemaluanku. Aku merasa sudah tak tahan lagi membendung orgasmeku. Kulepaskan pagutanku dari buah dada Rena, dan semakin cepat kugoyangkan tubuhku menikmati jepitan buah dada Elis. Tak lama kemudian, aku menjerit nikmat saat berejakulasi di buah dada ranumnya.
=====
Setelah membersihkan diri, kami bertiga tiduran sambil istirahat di atas ranjang. Elis di sebelah kiriku dan Rena di sebelah kanan. Aku masih telanjang, sementara mereka hanya mengenakan celana dalam saja. Elis telah melepas BHnya yang basah karena ejakulasiku.
“Mas mainnya hebat banget …” kata Rena sambil tersenyum manis. “Iya..kita berdua aja dibuat kewalahan…”sahut Elis sambil mengusap-usap dadaku.
“Habis kalian cantik-cantik sih. Jadi nafsu nih” jawabku asal. “Pasti ceweknya si mas puas banget ya Lis..” kata Rena pada temannya.
“Yang gemesin ini lho..gede banget ukurannya. Coba cowokku segede ini..” kata Elis sambil mulai mengusap-usap kemaluanku. “Iya.Rahasianya apa sih mas ? Biar nanti Rena kasih tahu cowok Rena, supaya bisa bikin Rena puas..” Tangannya yang halus juga mulai merabai kemaluanku yang mulai menegang kembali.
“Mas, buat kenang-kenangan Rena video ya..” ujar Rena tiba-tiba, sambil bangkit mengambil HPnya. “Jangan ah. Udah nggak usah” tolakku. “Ah..nggak apa mas. Habis mr.happy-nya gemesin banget deh..Rena nggak ambil mukanya kok..” sahutnya. “Awas, bener ya. Jangan kelihatan mukanya lho” kataku. “Mas berdiri di sini aja biar lebih jelas. Terus elo isepin Lis.. Ntar gantian” katanya bak sutradara kawakan.
Kuturuti kemauannya. Aku bangkit dan berdiri di samping ranjang. Elis kemudian berjongkok di depanku, dan mulai menjilati kemaluanku.
“Rambut lo Lis..jangan nutupin” kata Rena sambil mulai merekam adegan itu.
Kubantu Elis menyibakkan rambutnya, dan dia mulai mengulum kemaluanku. Kunikmati jepitan bibir tipis Elis di batang kemaluanku. Tangannya yang halus mengelus- elus buah zakarku.
Rena merekam adegan kami dengan antusias. Aku mengerang nikmat, sambil tanganku membantu menyibakkan rambut Elis yang sedang sibuk menikmati kemaluanku. Cukup lama gadis ABG seksi ini menyalurkan nafsunya.
Sementara tampak Rena sangat terangsang melihat temannya menikmati penisku.
“Lis..gantian gue dong..” katanya beberapa saat kemudian. Hpnya diserahkan ke Elis, dan gantian Rena sekarang yang berjongkok di depanku. Disibakkannya rambutnya kesamping agar temannya dapat merekam adegan dengan jelas. Dijilatinya perlahan seluruh batang kemaluanku. Lubang kencingku digelitik dengan lidahnya, kemudian mulutnya mulai mengulum perlahan batang kemaluanku.
“Jangan pakai tangan Ren..” kata Elis yang sedang merekam adegan kami. Rena kemudian melepas tangannya yang memegang batang kemaluanku, dan ia memaju mundurkan kepalanya menikmati jejalan penisku di mulutnya. Sesaat kemudian dia mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya dan, tetap
dengan tanpa memegang penisku, menjilatinya sambil bergumam gemas. Kemudian dihisapnya kembali kemaluanku dengan bernafsu.
Mendapat perlakuan seperti ini bergantian dari kedua gadis belia, aku merasa tak lama lagi akan mencapai kepuasan.
“Arrghh.. hampir sampai nih..” erangku. “Mas yang ambil ya..” kata Elis sambil menyerahkan hp padaku. Dia kemudian berjongkok bersama dengan Rena. Diambilnya penisku dari mulut temannya dan dikocok- kocoknya.
Aku tak tahan lagi. Sambil merekam adegan, aku berejakulasi membasahi wajah manis kedua gadis ABG ini.
——————-
Setelah beristirahat sejenak, aku memesan minuman. Sambil menunggu pesanan datang, aku meminta hp Rena. Aku ingin memastikan wajahku tidak terlihat di rekaman video yang tadi diambil.
Kami mengobrol beberapa lama di kamar hotel itu, sebelum beranjak pulang menjelang malam. Kuantar mereka kembali ke mal tempat aku bertemu dengan mereka. Kuberi mereka uang taksi secukupnya.
“Makasih ya Mas. Sering-sering telpon
kita ya..” ujar Rena saat turun dari mobil. “Ok, daaggh..” kataku pada mereka berdua.
Aku segera menjalankan mobilku kembali menuju tempat kost. Sehabis makan malam, aku melanjutkan mengerjakan proyek dari klienku. Pikiranku telah menjadi fresh kembali
setelah diservis oleh Rena dan Elis, ABG Mal yang cantik.

elis

Sabtu, 16 Maret 2013

MODEL - Si Merah Reni Pamer Underwear

Namanya Reni Vena, hobi foto-foto. Dapet kesempatan motretin dia yang seksi. Lantas diajak pose menantang ternyata mau. Cekidot...
Orang sekitaran Jakarta bagian ini cukup seksi dengan rok mininya. Rok model kolor yang semula hanya setengah paha saya sarankan untung dilinting ke atas, biar kelihatan seksi. Soalnya penasaran sama pahanya. Lantas dia mau, horeeee
Pas disuruh pose berdiri cuma bisa bilang woooow
Dengan sedikit dilinting rok belakangnya, si  Vena menampakkan bokongnya
Motret dari bawahnya
Disuruh buka bagian depan ternyata mau
Gaya nungging
hmmmmmmm
uuuppsss ditutup
manis kaaan

Senin, 04 Maret 2013

MODEL - Panggilannya 'Ham', Bodynya Hmmmmm......

Namanya Riska Gina Hamsyi, gadis asal Sukabumi yang merantau dan kuliah angkatan 2009. Cewek pemalu ini bakat jadi model cuma sifat pemalunya sulit bikin dia pede. Udah punya pacar, kebetulan dapet dah momen ketemu dia di apartemenku. Sudah taulah, akal-akalan biar dia mau pose yang paling hot. CEKIDOOOT...


Riska Hamsyi, yang biasa dipanggil 'Ham' ini masih malu. Kedatangan dengan tanktop pink dan rok mini bikin saya nafsu
Sembari ngobrol Ham saya ledek,"Udah di dalam kok masih sepatu?" Tiba2 dia lepas sepatunya, hal pertama, aku ga mau nyia-nyiain dadanya yank tak terlalu besar tapi lumayan
Tapi ga ding saya biarkan dia berpose dan ga aku sia-siain
Selama Ham berganti pose hotnya, aku curi kesempatan ngambil pose hot Ham, sampai pada waktunya Ham mau difoto seksi, silakan....

Ham mulai membuka diri
Cantik kan?
Belahan dada Ham lumayan
Hmmmmmmm
Jangan malu Haaam
Akhirnya dilepas juga
Pura-pura nelpon dong
hellooooooo
Setelah dirayu dia mau juga buka CDnya, waaaaw
Tapi dia ga mau difoto Ms. V nya, hiiiks
Akhirnya nyolong-nyolong dapet juga rimbun cemara di selangkangannya
Lagi............
Iya dong buka tali BHnya
Setelah tali BH terlepas, itu udah urusanku....
Daaaagh, aku menikmati Ham yang Hmmmmm dulu.....